Minggu, 05 Januari 2014

Pengembangan Kelas maya pada Pendidikan Menengah




PENGEMBANGAN KELAS MAYA PADA PENDIDIKAN MENENGAH
(Sebuah Upaya Pemanfaatan Positif Internet pada Pendidikan)


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Statistik dan Komputer


Oleh
Joko Saptono
NIM. Q100130009
Jur. S2 Manajemen Pendidikan
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PENGEMBANGAN KELAS MAYA PADA PENDIDIKAN MENENGAH
(Sebuah Upaya Pemanfaatan Positif Internet pada Pendidikan)
Oleh Joko Saptono, S.Pd.

A.      Latar Belakang

Teknologi informasi telah merambah pada hampir seluruh spektrum kehidupan manusia. Percepatan perkembangan teknologinya semakin meningkat secara berlipat sebagai akibat pertumbuhan pembaharuan dan penyelarasan kebutuhan manusia.
Pada tataran penggunaan teknologi sebagai media pengelolaan informasi, teknologi informasi telah mulai diajarkan bagi siswa SMA/SMK sejak tahun 2000, dalam kemasan Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). Mata pelajaran “KKPI”, dalam sebutan nama mata pelajaran lain sejenis, juga mulai tumbuh pada jenjang pendidikan di bawah dan yang setingkat dengan SMA/MK.
Pengenalan fungsi komputer bagi siswa dan terutama, mahasiswa, serta masyarakat luas sudah lebih dari sekadar pengelolaan informasi sebagai langkah awal mendapatkan informasi lebih cepat. Siswa pada jenjang pendidikan menengah di lokasi tertentu, kota besar atau sekolah yang sudah memberikan mata pelajaran “KKPI”, tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk memanfaatkan kemudahan dan percepatan teknologi informasi, terlebih pada masa yang sudah memasuki era digital. Pertumbuhan dan percepatan teknologi harus dimanfaatkan. Justru pemanfaatan kemudahan dan percepatan teknologi informasi ini akan menjadi bumerang yang merugikan siswa bila tidak diarahkan pada materi yang bermanfaat bagi siswa dan masyarakat luas.
Pada tataran pengelolaan informasi untuk mendapat informasi lebih cepat, mata pelajaran KKPI telah berhasil mengubah kesadaran siswa memasuki era informasi. Kesadaran tersebut masih bersifat pasif, masih sebagai penerima informasi. Peningkatan tataran ini adalah kesadaran menggunakan teknologi informasi sebagai media berbagi (sharing) informasi kepada pihak lain. Di luar kendali pendidikan, media sosial juga berkembang cepat dan justru lebih merebak, sangat luas.
Idisemi Apulu and Ann Latham (2008) menyatakan ICT helps organizations to exchange information and build closer relationships with their customers, suppliers and business partners. It also helps companies to provide immediate customer feedback that allows them to react fast to customer demands and recognize new market niches.

Karya-karya digital demikian dekatnya dengan, bahkan masuk dalam, kehidupan kita tanpa kita sadari pada masa sekarang. Pemanfaatan digitalisasi tersebut harus diberi warna pendidikan. Salah satu bentuk karya digital tersebut adalah buku digital yang nirkertas, yang justru dapat diperkaya dengan media dengar-pandang (audio-visual).
Berbagai upaya tersebut, bagi siswa SMK dikemas dalam Mata Pelajaran Simulasi Digital pada Kurikulum 2013. Mata pelajaran ini menjadi bagian dari Kelompok Kejuruan, pada subkelompok Dasar Kompetensi Kejuruan. Bentuk akhir yang terukur dari mata pelajaran ini adalah:
1.          Keterlibatan siswa dan guru dalam kelas maya yang memanfaatkan ‘media sosial terbatas’.
2.          Presentasi gagasan produk benda jadi atau konsep layanan lain dalam bentuk ‘buku digital’ yang nirkertas dan dilengkapi media dengar-pandang.

B.      Pengertian Kelas Maya (Virtual Class)
Kelas maya atau kelas virtual adalah sebuah lingkungan belajar berbasis web yang :
1.          Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi khususnya jejaring pembelajaran social( social learing network), unutk pemelajaran dan manajemen kelas
2.          Memuat konten-konten digital yang dapat diakses dan dipertukarkan dimana saja, dari mana saja dan kapan saja.
Dalam kelas maya dapat diketahui kemajuan proses belajar , yang dapat dipantau baik oleh guru, siswa maupun orang tua. Selain digunakan untuk proses pendidikan jarak jauh, system tersebut  juga dapat digunakan sebagai penunjang kelas tatap muka.
1.       Aktivitas Kelas Maya
Kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh siswa secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
a.       Siswa mengikuti kelas maya untuk mata pelajaran tertentu dengan jadwal tertentu
b.      Interaksi antara siswa dan guru dilakukan di tempat terpisah dengan syarat waktu kelas tetap disepakati bersama antara siswa dan guru.
c.       Di bawah bimbingan guru, siswa mengikuti proses pemelajaran melalui kelas maya berbasis web (web virtual class)
2.       Penerapan Sistem Kelas Maya
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan kelas maya ;
a.       Ketersediaan hardware dan software pendukung yang dibutuhkan
b.      Tersedianya infrastruktur jaringan pendukung yang memadai dan
c.       Kebijakan yang mendukung pelaksanaan kelas maya.
3.       Hasil Pelaksanaan Kelas Maya
Agar mendapatkan hasil yang maksimal, pelaksanaan kelas maya perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a.       Kelas maya harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu perlu diciptakan suasana belajar di kelas yang lebih interaktif dan dinamis. Hal tersebut antara lain dapat diwujudkan dengan :
1)      Merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik
2)      Menyusun bahan belajar yang baik
3)      Memfasilitasi terjadinya komunikasi timbale balik antara siswa dan guru
b.      Kelas maya harus dapat menyediakan berbagai fasilitas kelas yang terintegrasi (rencana pembelajaran, bahan ajar, tugas-tugas, dan penilaian hasil belajar) serta dapat mengukur pencapaian kompetensi siswa.
c.       Kelas maya juga perlu dirancang supaya siswa dapat berbagi (share) hasil karya dan bertukar pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya. Misalnya konferensi jarak jauh menggunakan desktop (desktop video conference) dapat digunakan untuk ceramah atau penyajian. Dapat juga dilakukan simulasi secara daring (online) mengenai penerapan pengetahuan tentang prosdur melakukan sesuatu yang baru dipelajari. Simulasi seperti ini harus dirancang untuk dapat memperoleh umpan balik, sehinga dapat diketahui apakah penerapanpengetahuan yang disimulasikan tersebut benar atau salah.
d.      Kelas maya harus dapat meningkatkan motivasi sekolah para siswa.

C.      Jenis-jenis Pengelolaan Kelas Maya
Pengelolaan kelas maya dapat dilakukan menggunakan berbagai aplikasi antara lain sebagai berikut :
1.       Learning Management System (LMS)
LMS adalah sebuah aplikasi perangkat lunak untuk perencanaan, pengiriman, dan pengelolaan kegiatan dalam sebuah organisasi pembelajaran, termasuk pembelajaran daring (online), ruang kelas virtual dan program instruktur yang terpimpin. Contoh LMS antara lain ; Moodle, Dokeos, a Tutor.
2.       Learning Content Management System (LCMS)
LCMS merupakan pengembangan lebih lanjut dari LMS. LCMS adalah sebuah aplikasi perangkat lunak untuk mengelola konten pembelajaran dalam berbagai bidang pelatihan dan pengembangan. LCMS tidak hanya dapat membuat, mengelola dan memberikan modul-modul saja, tetapi juga mengelola dan menyunting semua bagian yang membentuk sebuah catalog pelatihan. Aplikasi LCMS memungkinkan pengguna untuk membuat, mengimpor, mengelola, mencari dan menggunakan kembali unit kecil dari konten pembelajaran digital dan asset yang sering pula disebut sebagai obyek  pembelajaran. Asset ini dapat mencakup file media yang dikembangkan dalam penilaian item, simulasi, teks, gambar atau benda lain yang membentuk konten dalam kursus yang diciptakan. Contoh   LCMS antara lain ; Claroline, e-doceo solutions.
3.       Social Learning Network (SLN)
SLN adalah jejaring social untuk pembelajaran yang terjadi pada skala yang lebih luas daripada kelompok belajar. Menginggal skala sosialnya yang lebih besar, media ini bagi sebagian peserta dapat menyebabkan perubahan sikap dan perilaku, sedangkan bagi sebagian yang lain tidak menimbulkan dampak apa-apa.
Penggunaan jejaring social untuk pembelajaran di Indonesia merupakan hal yang baru. Jika di Negara-negara lain sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir, kita baru akan mulai menerapkan dan mensosialisasikan.  Hal yang suka ataupun tidak suka harus kita hadapi bersama adalah kenyataan bahwa penggunaan computer atau laptop masih jauh merata di tanah air kita.

D.      Memanfaatkan Social Learning Network dengan Edmondo
Sebuah akun jejaring social seperti facebook dan twiter saat ini sudah bukan erupakan hal yang asing bagi para siswa SMA/SMK di Indonesia. Namun jejaring social tersebut selama ini beum bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran secara maksimal. Oleh karena itu sebuah solusi memanfaatkan social Learning Network dengan edmondo dalam pembelajaran perlu dikembangkan.
Pemilihan platform jejaring social untuk pembelajaran yang akan digunakan bersama para siswa atau komunitas sekolah perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
1.       Apakah tujuan pembelajaran yang terdapat di dalam benak anda ?
2.       Platform mana yang anda anggap paling nyaman untuk para siswa ?
3.       Seperti apakah pengaturan pemfilteran di sekolah anda?
4.       Adakah kebijakan penggunaan media social atau internet di wilayah anda ?
5.       Apakah diperlukan pembatasan umur ?
Dari berbagai ujicoba, untuk saat ini edmondo adalah platform media social yang cukup sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembelajaran kolaboratif daring yang nyaman dan mudah digunakan. Tidak menutup kemungkinan bahwa pada masa yang akan dating akan kita jumpai program aplikasi yang lebih baik dari edmondo.
Edmondo adalah sebuah platform berbasis web yang menyediakan cara yang aman dan mudah bagi kelas untuk berhubungan, berkolaborasi, berbagi konten, mengakses tugas/pekerjaan, nilai dan pemberithuan/pengumuman sekolah. Perbedaan utama dengan facebook, pembelajaran dalam platform edmondo berlangsung dalam lingkungan yang aman dan terkendali sesuai untuk kebutuhan sekolah.
Dengan edmondo seorang guru dapat dengan mudah mengendalikan lingkungan komunikasi belajar siswa untuk hal-hal yang lebih bermanfaat daripada sekadar penggunaan facebook yang berada di luar kendali guru. Tidak ada peserta yang dapat masuk ke ruang edmondo tanpa persetujuan guru. Siswa tidak dapat menggunakannya untuk berhubungan dengan orang lain seperti yang terjadi pada facebook. Guru dapat mengenali jika ada pengguna/penyusup yang tidak terdaftar ikut serta di dalam kelas.
Sebagai sebuah aplikasi pembelajaran dengan platform media social, edmondo sangat komprehensif seperti layaknya Moodle. Bedanya adalah aksesnya lebih cepat dan penggunaannya lebih mudah.
Edmondo sering digambarkan sebagai facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan proses pembelajaran. Edmondo merupakan aplikasi yang menarik bagi guru dan siswa dengan elemen social yang menyerupai facebook, tetapi sesungguhnya ada nilai lebih besar dalam aplikasi berbasis social itu.




E.       Kesimpulan
1.       Keberadaan ICT dengan fasilitas internet dapat dikembangkan sebagai media pembelajaran
2.       Salah satu bentuk pemanfaatan internet dalam pembelajaran adalah dalam bentuk e-learning dengan format pembelajaran kelas maya (virtual class)
3.       Edmondo merupakan media pembelajaran kelas maya dalam platform berbasis social yang cocok untuk dikembangkan di SMK.
4.       Keberadaan edmondo lebih mudah dipelajaran karena mirip dengan facebook yang sudah umum digunakan oleh para siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Seamolec. 2013. Mengenal lebih dekat edmondo sebagai media E-learning.
Zulkifli.M Suparlan Suhartono. (2013) . On Ict-Based Learning Model Of Islamic Education At Senior High School 4 Kendari South-East Sulawesi Province, International Refereed Research Journal www.researchersworld.com Vol.– IV, Issue 4(1), Oct. 2013 [32]
Umunadi, E. Kennedy. (2011).  Perception of Technical Education Students on the Role of ICT in General Studies Programme (GSP) In University Education . International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences October 2011, Vol. 1, No. 3 ISSN: 2222-6990
Goldstein, Edward R. (1995) Competency models help identify promising Candidates.  Healthcare Financial Management; May 1995; 49, 5; ProQuest Research Library pg. 76
Departemen Pendidikan Nasional (2008). Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 251/C/Kep/MN/2008 tentang spektrum keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.
Departemen Pendidikan Nasional (2006). Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
Samuel Ereyi Aduwa-Ogiegbaen and Ede Okhion Sunday Iyamu (2005).  Using Information and Communication Technology in Secondary Schools in Nigeria: Problems and Prospects. Educational Technology & Society, 8 (1), 104-112.
Idisemi Apulu and Ann Latham.2008.The Benefits of ICT Adoption: An Empirical Study of Nigerian SMEs University of Wolverhampton, UK i.apulu@wlv.ac.uk. A.Latham@wlv.ac.uk
UNESCO-UNEVOC virtual conference on ICT and TVET.2013.  Implications of the ICT revolution for Technical and Vocational Education and Training - The virtual conference, organized by the UNESCO-UNEVOC International Centre for TVET from 14 to 28 May 2013,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar