PENGEMBANGAN KELAS MAYA PADA PENDIDIKAN MENENGAH
(Sebuah
Upaya Pemanfaatan Positif Internet pada Pendidikan)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Statistik dan Komputer
Oleh
Joko Saptono
NIM. Q100130009
Jur. S2 Manajemen Pendidikan
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PENGEMBANGAN KELAS MAYA PADA
PENDIDIKAN MENENGAH
(Sebuah
Upaya Pemanfaatan Positif Internet pada Pendidikan)
Oleh Joko Saptono, S.Pd.
A.
Latar Belakang
Teknologi informasi telah merambah
pada hampir seluruh spektrum kehidupan manusia. Percepatan perkembangan
teknologinya semakin meningkat secara berlipat sebagai akibat pertumbuhan
pembaharuan dan penyelarasan kebutuhan manusia.
Pada tataran penggunaan teknologi
sebagai media pengelolaan informasi, teknologi informasi telah mulai diajarkan
bagi siswa SMA/SMK sejak tahun 2000, dalam kemasan Mata Pelajaran Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). Mata pelajaran “KKPI”, dalam sebutan
nama mata pelajaran lain sejenis, juga mulai tumbuh pada jenjang pendidikan di
bawah dan yang setingkat dengan SMA/MK.
Pengenalan fungsi komputer bagi siswa
dan terutama, mahasiswa, serta masyarakat luas sudah lebih dari sekadar
pengelolaan informasi sebagai langkah awal mendapatkan informasi lebih cepat.
Siswa pada jenjang pendidikan menengah di lokasi tertentu, kota besar atau
sekolah yang sudah memberikan mata pelajaran “KKPI”, tidak dapat menunggu lebih
lama lagi untuk memanfaatkan kemudahan dan percepatan teknologi informasi,
terlebih pada masa yang sudah memasuki era digital. Pertumbuhan dan percepatan
teknologi harus dimanfaatkan. Justru pemanfaatan kemudahan dan percepatan
teknologi informasi ini akan menjadi bumerang yang merugikan siswa bila tidak
diarahkan pada materi yang bermanfaat bagi siswa dan masyarakat luas.
Pada tataran pengelolaan informasi
untuk mendapat informasi lebih cepat, mata pelajaran KKPI telah berhasil
mengubah kesadaran siswa memasuki era informasi. Kesadaran tersebut masih
bersifat pasif, masih sebagai penerima informasi. Peningkatan tataran ini
adalah kesadaran menggunakan teknologi informasi sebagai media berbagi (sharing)
informasi kepada pihak lain. Di luar kendali pendidikan, media sosial juga
berkembang cepat dan justru lebih merebak, sangat luas.
Idisemi Apulu and Ann Latham (2008) menyatakan ICT helps organizations to exchange information and
build closer relationships with their customers, suppliers and business
partners. It also helps companies to provide immediate customer feedback that
allows them to react fast to customer demands and recognize new market niches.
Karya-karya digital demikian dekatnya
dengan, bahkan masuk dalam, kehidupan kita tanpa kita sadari pada masa
sekarang. Pemanfaatan digitalisasi tersebut harus diberi warna pendidikan.
Salah satu bentuk karya digital tersebut adalah buku digital yang nirkertas,
yang justru dapat diperkaya dengan media dengar-pandang (audio-visual).
Berbagai upaya tersebut, bagi siswa
SMK dikemas dalam Mata Pelajaran Simulasi Digital pada Kurikulum 2013. Mata
pelajaran ini menjadi bagian dari Kelompok Kejuruan, pada subkelompok Dasar
Kompetensi Kejuruan. Bentuk akhir yang terukur dari mata pelajaran ini adalah:
1.
Keterlibatan
siswa dan guru dalam kelas maya yang memanfaatkan ‘media sosial terbatas’.
2.
Presentasi
gagasan produk benda jadi atau konsep layanan lain dalam bentuk ‘buku digital’
yang nirkertas dan dilengkapi media dengar-pandang.
B.
Pengertian Kelas Maya (Virtual Class)
Kelas maya atau kelas virtual adalah
sebuah lingkungan belajar berbasis web yang :
1.
Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi khususnya jejaring pembelajaran social(
social learing network), unutk pemelajaran dan manajemen kelas
2.
Memuat
konten-konten digital yang dapat diakses dan dipertukarkan dimana saja, dari
mana saja dan kapan saja.
Dalam kelas maya dapat diketahui
kemajuan proses belajar , yang dapat dipantau baik oleh guru, siswa maupun
orang tua. Selain digunakan untuk proses pendidikan jarak jauh, system
tersebut juga dapat digunakan sebagai
penunjang kelas tatap muka.
1.
Aktivitas
Kelas Maya
Kegiatan belajar yang dilaksanakan
oleh siswa secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
a.
Siswa
mengikuti kelas maya untuk mata pelajaran tertentu dengan jadwal tertentu
b.
Interaksi
antara siswa dan guru dilakukan di tempat terpisah dengan syarat waktu kelas
tetap disepakati bersama antara siswa dan guru.
c.
Di
bawah bimbingan guru, siswa mengikuti proses pemelajaran melalui kelas maya
berbasis web (web virtual class)
2.
Penerapan
Sistem Kelas Maya
Berikut ini beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penerapan kelas maya ;
a.
Ketersediaan
hardware dan software pendukung yang dibutuhkan
b.
Tersedianya
infrastruktur jaringan pendukung yang memadai dan
c.
Kebijakan
yang mendukung pelaksanaan kelas maya.
3.
Hasil
Pelaksanaan Kelas Maya
Agar mendapatkan hasil yang maksimal,
pelaksanaan kelas maya perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a.
Kelas
maya harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu perlu
diciptakan suasana belajar di kelas yang lebih interaktif dan dinamis. Hal
tersebut antara lain dapat diwujudkan dengan :
1)
Merumuskan
tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik
2)
Menyusun
bahan belajar yang baik
3)
Memfasilitasi
terjadinya komunikasi timbale balik antara siswa dan guru
b.
Kelas
maya harus dapat menyediakan berbagai fasilitas kelas yang terintegrasi
(rencana pembelajaran, bahan ajar, tugas-tugas, dan penilaian hasil belajar)
serta dapat mengukur pencapaian kompetensi siswa.
c.
Kelas
maya juga perlu dirancang supaya siswa dapat berbagi (share) hasil karya dan bertukar
pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya. Misalnya
konferensi jarak jauh menggunakan desktop (desktop video conference) dapat
digunakan untuk ceramah atau penyajian. Dapat juga dilakukan simulasi secara
daring (online) mengenai penerapan pengetahuan tentang prosdur melakukan
sesuatu yang baru dipelajari. Simulasi seperti ini harus dirancang untuk dapat
memperoleh umpan balik, sehinga dapat diketahui apakah penerapanpengetahuan
yang disimulasikan tersebut benar atau salah.
d.
Kelas
maya harus dapat meningkatkan motivasi sekolah para siswa.
C. Jenis-jenis Pengelolaan Kelas Maya
Pengelolaan kelas maya dapat
dilakukan menggunakan berbagai aplikasi antara lain sebagai berikut :
1.
Learning
Management System (LMS)
LMS adalah sebuah aplikasi perangkat
lunak untuk perencanaan, pengiriman, dan pengelolaan kegiatan dalam sebuah
organisasi pembelajaran, termasuk pembelajaran daring (online), ruang kelas
virtual dan program instruktur yang terpimpin. Contoh LMS antara lain ; Moodle,
Dokeos, a Tutor.
2.
Learning
Content Management System (LCMS)
LCMS merupakan pengembangan lebih
lanjut dari LMS. LCMS adalah sebuah aplikasi perangkat lunak untuk mengelola
konten pembelajaran dalam berbagai bidang pelatihan dan pengembangan. LCMS
tidak hanya dapat membuat, mengelola dan memberikan modul-modul saja, tetapi
juga mengelola dan menyunting semua bagian yang membentuk sebuah catalog
pelatihan. Aplikasi LCMS memungkinkan pengguna untuk membuat, mengimpor,
mengelola, mencari dan menggunakan kembali unit kecil dari konten pembelajaran
digital dan asset yang sering pula disebut sebagai obyek pembelajaran. Asset ini dapat mencakup file
media yang dikembangkan dalam penilaian item, simulasi, teks, gambar atau benda
lain yang membentuk konten dalam kursus yang diciptakan. Contoh LCMS antara lain ; Claroline, e-doceo
solutions.
3.
Social
Learning Network (SLN)
SLN adalah jejaring social untuk
pembelajaran yang terjadi pada skala yang lebih luas daripada kelompok belajar.
Menginggal skala sosialnya yang lebih besar, media ini bagi sebagian peserta
dapat menyebabkan perubahan sikap dan perilaku, sedangkan bagi sebagian yang
lain tidak menimbulkan dampak apa-apa.
Penggunaan jejaring social untuk
pembelajaran di Indonesia merupakan hal yang baru. Jika di Negara-negara lain
sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir, kita baru akan mulai
menerapkan dan mensosialisasikan. Hal
yang suka ataupun tidak suka harus kita hadapi bersama adalah kenyataan bahwa
penggunaan computer atau laptop masih jauh merata di tanah air kita.
D. Memanfaatkan Social Learning Network dengan Edmondo
Sebuah akun
jejaring social seperti facebook dan twiter saat ini sudah bukan erupakan hal
yang asing bagi para siswa SMA/SMK di Indonesia. Namun jejaring social tersebut
selama ini beum bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran secara maksimal. Oleh
karena itu sebuah solusi memanfaatkan social Learning Network dengan edmondo
dalam pembelajaran perlu dikembangkan.
Pemilihan
platform jejaring social untuk pembelajaran yang akan digunakan bersama para
siswa atau komunitas sekolah perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut :
1.
Apakah
tujuan pembelajaran yang terdapat di dalam benak anda ?
2.
Platform
mana yang anda anggap paling nyaman untuk para siswa ?
3.
Seperti
apakah pengaturan pemfilteran di sekolah anda?
4.
Adakah
kebijakan penggunaan media social atau internet di wilayah anda ?
5.
Apakah
diperlukan pembatasan umur ?
Dari berbagai
ujicoba, untuk saat ini edmondo adalah platform media social yang cukup sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan pembelajaran kolaboratif daring yang nyaman dan
mudah digunakan. Tidak menutup kemungkinan bahwa pada masa yang akan dating
akan kita jumpai program aplikasi yang lebih baik dari edmondo.
Edmondo
adalah sebuah platform berbasis web yang menyediakan cara yang aman dan mudah
bagi kelas untuk berhubungan, berkolaborasi, berbagi konten, mengakses
tugas/pekerjaan, nilai dan pemberithuan/pengumuman sekolah. Perbedaan utama
dengan facebook, pembelajaran dalam platform edmondo berlangsung dalam
lingkungan yang aman dan terkendali sesuai untuk kebutuhan sekolah.
Dengan
edmondo seorang guru dapat dengan mudah mengendalikan lingkungan komunikasi
belajar siswa untuk hal-hal yang lebih bermanfaat daripada sekadar penggunaan
facebook yang berada di luar kendali guru. Tidak ada peserta yang dapat masuk
ke ruang edmondo tanpa persetujuan guru. Siswa tidak dapat menggunakannya untuk
berhubungan dengan orang lain seperti yang terjadi pada facebook. Guru dapat
mengenali jika ada pengguna/penyusup yang tidak terdaftar ikut serta di dalam
kelas.
Sebagai
sebuah aplikasi pembelajaran dengan platform media social, edmondo sangat
komprehensif seperti layaknya Moodle. Bedanya adalah aksesnya lebih cepat dan
penggunaannya lebih mudah.
Edmondo
sering digambarkan sebagai facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih
banyak lagi sesuai dengan kebutuhan proses pembelajaran. Edmondo merupakan
aplikasi yang menarik bagi guru dan siswa dengan elemen social yang menyerupai
facebook, tetapi sesungguhnya ada nilai lebih besar dalam aplikasi berbasis
social itu.
E. Kesimpulan
1.
Keberadaan ICT dengan fasilitas internet dapat
dikembangkan sebagai media pembelajaran
2.
Salah satu bentuk pemanfaatan internet dalam
pembelajaran adalah dalam bentuk e-learning dengan format pembelajaran kelas
maya (virtual class)
3.
Edmondo merupakan media pembelajaran kelas maya
dalam platform berbasis social yang cocok untuk dikembangkan di SMK.
4. Keberadaan
edmondo lebih mudah dipelajaran karena
mirip dengan facebook yang sudah umum digunakan oleh para siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Seamolec. 2013. Mengenal
lebih dekat edmondo sebagai media E-learning.
Zulkifli.M
Suparlan Suhartono. (2013) . On
Ict-Based Learning Model Of Islamic Education At Senior High School 4 Kendari
South-East Sulawesi Province, International Refereed Research Journal ■ www.researchersworld.com ■
Vol.– IV, Issue – 4(1), Oct.
2013 [32]
Umunadi, E. Kennedy. (2011). Perception
of Technical Education Students on the Role of ICT in General Studies Programme
(GSP) In University Education . International Journal of Academic Research in
Business and Social Sciences October
2011, Vol. 1, No. 3 ISSN: 2222-6990
Goldstein,
Edward R. (1995)
Competency models help
identify promising Candidates. Healthcare
Financial Management; May 1995; 49, 5; ProQuest Research Library pg.
76
Departemen Pendidikan
Nasional (2008). Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah nomor 251/C/Kep/MN/2008 tentang spektrum keahlian Pendidikan Menengah
Kejuruan.
Departemen Pendidikan
Nasional (2006). Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi.
Samuel Ereyi Aduwa-Ogiegbaen
and Ede Okhion Sunday Iyamu (2005).
Using Information and Communication Technology in Secondary Schools in
Nigeria: Problems and Prospects. Educational Technology
& Society, 8 (1), 104-112.
Idisemi Apulu and Ann Latham.2008.The Benefits of
ICT Adoption: An Empirical Study of Nigerian SMEs University of Wolverhampton,
UK i.apulu@wlv.ac.uk. A.Latham@wlv.ac.uk
UNESCO-UNEVOC virtual conference on ICT and TVET.2013. Implications of the ICT revolution for
Technical and Vocational Education and Training - The virtual conference,
organized by the UNESCO-UNEVOC International Centre for TVET from 14 to 28 May
2013,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar